google-site-verification: googlee10025ebf65670c5.html 0812.8337.2796 PERSIAPKAN DIRI BERDOA - Heldin Manurung

10

PERSIAPKAN DIRI ANDA UNTUK BERDOA




Sebagai anak Tuhan, atau anggota Kerajaan Allah, atau sebagai prajurid doa dalam Kerajaan Allah harus selalu siap sedia melaksanakan tugasnya, yakni berdoa. Dalam hal ini berdoa dapat diartikan sebagai respon terhadap Allah atas suatu keadaan atau suatu kejadian yang membutuhkan nasihat dan pertolongan Tuhan untuk mengatasi dan menyelesaikannya.

Setiap anak Tuhan sesungguhnya tidak akan melakukan sesuatu tanpa memperoleh petunjuk dari Allah yang memimpinnya. Hal ini harus dilakukan karena kita sebagai anak-anak Tuhan harus bertindak sesuai kehendak Tuhan.

Tuhan menghendaki agar kita sungguh-sungguh mem-persiapkan diri untuk menghadapi peperangan rohani yang kita hadapi setiap hari.

Seorang prajurid doa tidak boleh mempersiapkan diri hanya dalam teori semata. Kita harus dengan sungguh-sungguh melakukannya dengan disiplin layaknya prajurid TNI yang bertugas dan siap siaga menghadapi peperangan setiap waktu diperlukan. Tuhan menghendaki agar kita selalu dalam kondisi siap dan prima.

Oleh karena itu, kita harus berlatih dan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Doa kita akan lebih berkuasa bila sikap dan kondisi kita berkenan di hadapan Tuhan. Sikap dan kondisi kita harus dalam keadaan prima, baik secara jasmani, jiwani, dan rohani. Untuk mempersiapkan diri kita secara utuh, maka kita perlu melakukan hal-hal sebagai berikut.


Sediakan Waktu Bersama Tuhan

Salah satu hal yang perlu kita lakukan dalam persiapan diri untuk berdoa adalah menyediakan waktu bersama Tuhan. Persekutuan atau persahabatan yang benar menuntut kedua pihak saling berbicara dan mendengarkan.

Keduanya membagikan hati secara mendalam satu kepada yang lain. Jika kita berkata bahwa kita anak Tuhan, orang percaya, atau sahabat Tuhan tetapi kita mengabaikan Dia berarti kita telah menipu diri kita sendiri.

Seorang sahabat Tuhan haruslah menyediakan waktu untuk berbicara kepada Tuhan dan mendengarkan Dia. Pada saat kita berbicara kepada Tuhan berarti kita sedang berdoa. Dan pada saat kita mendengarkan Tuhan berarti kita sedang semedi, atau berdiam diri dan mendengarkan dengan saksama.

Persekutuan kita dengan Tuhan lebih dari sekedar ritual. Berdoa bukan berarti hanya mencurahkan isi hati kita kepada Tuhan, lalu selesai dan pergi. Hal itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengenal Tuhan dengan benar.

Kebersamaan kita dengan Tuhan haruslah didasari dengan kasih agape. Kita didorong oleh adanya rasa rindu untuk meluangkan waktu berama dengan Dia.

Hubungan seperti ini telah dilakukan Yesus semasa hidup-Nya di dunia. Dia selalu berkomuniksi denan Bapa-Nya. Dia mengatakan dan melakukan sesuatu kepada manusia apa saja yang Ia dengar dari Allah Bapa di surga.

Doa yang penuh kuasa yang dipanjatkan oleh orang percaya sangat ditentukan oleh hubungan persahabatan kita dengan Allah.

Allah sungguh mengasihi kita sebagai anak-anak-Nya. Dia memelihara kita dan menyediakan segala kebutuhan kita setiap hari. Adalah suatu pemikiran yang keliru jika ada orang yang mengatakan bahwa Allah tidak memperhatikannya.

Justru manusialah yang tidak memperhatikan Allah. Kitalah yang meninggalkan Dia sehingga semakin terasa jauh dari-Nya. Kita harus menyadari bahwa Allah telah memberikan Roh-Nya kepada kita agar kita dapat mengenal-Nya di dalam Yesus Kristus.

Allah senantiasa menginginkan kita untuk datang kepada-Nya meminta segala kebutuhan kita setiap hari di dalam doa. Allah ingin agar kita mau menyediakan waktu menikmati kebersamaan di dalam doa.

Kebersamaan kita dengan Tuhan di dalam doa menentukan keberadaan hidup dan kehidupan kita. ketika kita menjauh dari Tuhan, kita dikuasai oleh pikiran, emosi, dan perasaan kita sendiri. Kita akan menjadi duniawi dan mudah diperdaya oleh musuh.

Dalam keadaan ini kita akan dipenuhi dengan ketakutan, kebencian, hawa nafsu, keraguan, dan kekhawatiran. Ketika kita bersama Tuhan dalam doa keadaan kita yang duniawi tadi akan berubah menjadi suka cita, damai sejahtera, iman, dan kasih.

Dalam keadaan seperti inilah kita akan diberkati. “dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu” (Mazmur 37:4).



Menyenangkan Hati Tuhan

Banyak hal yang bisa dilakukan manusia untuk menyenangkan hati Tuhan. Manusia yang hidup di zaman perjanjian lama menyenangkan hati Tuhan dengan memberikan persembahan-persembahan, seperti persembahan bakaran, persembahan ukupan, dan sebagainya.

Namun alkitab mengatakan bahwa persembahan bakaran tidaklah berkenan di hadapan Tuhan. “Mereka tidak akan mempesembahkan korban curahan anggur kepada TUHAN dan korban-korban sembelihan mereka tidak akan menyenangkan hati-Nya. …” (Hosea 9:4). Ada beberapa hal yang menyenangkan hati Tuhan yang perlu kita lakukan dalam hidup kita.

Hal pertama yang perlu kita lakukan untuk menyenangkan hati Tuhan adalah dengan taat kepada-Nya, dan melakukan perintah-perintah dan hukum-hukum-Nya. Hal ini tidak hanya dalam perkataan, tetapi sungguh-sungguh diterapkan dalam setiap segi kehidupan kita.

Bagaimana kita bisa hidup taat kepada Tuhan dan melakukan perintah-perintah dan hukum-hukum-Nya? Kita hanya dapat taat dan melakukan perintah-perintah dan hukum Tuhan cara hidup di dalam Dia.

Hidup di dalam Tuhan berarti firman-Nya ada di dalam kita. Artinya bahwa kita harus memahami firman Tuhan dan melakukannya dalam seluruh sendi kehidupan kita. Allah menghendaki kita diciptakan dan diempatkan di bumi ini agar kita makin teguh dalam firman-Nya.

Kita akan semakin teguh dalam firman-Nya jika kita membaca dan memahami, serta merenungkannya setiap hari. Jika kita tidak membaca dan memahami firman Tuhan, maka kita akan semakin kedur dan akhirnya menjauh dari firman Tuhan. Bila kita tidak memahmi firman Tuhan, lama-lama kita akan semakin redup dan akhirnya menjauh dari Tuhan.

Ketika kita menjauh dari firman Tuhan, akhirnya kita pun akan menjauh dari Tuhan sendiri. Dan akhirnya kita akan hanyut semakin jauh dari Tuhan lalu fokus pada diri sendiri yang merupakan tabiat manusia daging.

Sifat manusia daging kita adalah mementingkan diri sendiri. Tuhan tidak menghendaki kita untuk hidup yang demikian. Tuhan mengingatkan kita agar kita memperhatikan dan fokus pada firman-Nya, bukan pada dunia atau diri sendiri. “Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus” (Ibrani 2:1).

Dengan mempelajari dan memahmi firman Tuhan maka kita akan percaya sepenuhnya bahwa firman Tuhan itu adalah hidup. Pengertian mengenai hal ini akan lebih jelas lagi bagi setiap orang yang telah dilahirkan kembali secara rohani.

Roh Kudus akan membukakan mata rohani kita dan membuat kita semakin mengerti maksud firman Tuhan. Ketika kita hidup di dalam firman Tuhan, dan mengizinkannya bekerja di dalam hidup kita maka ia akan memberikan kepada kita pemahaman yang lebih besar lagi dan akhirnya menguasai seluruh kehidupan kita.

Kita harus percaya bahwa alkitab diilhamkan oleh Roh Kudus. Ketika anda membacanya dengan iman, Roh Kudus akan menghidupkannya dalam hati, dan jiwa kita.

Hal kedua yang perlu kita lakukan untuk menyenangkan hati Tuhan adalah dengan mengasihi Dia dengan segenap hati, segenap jiwa, dan dengan segenap akal budi kita.

Mengasihi Tuhan adalah sebuah perintah Allah kepada manusia. “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu” (Ulangan 4:29).

Hal ini merupakan salah satu kunci berkat Allah yang dicurahkan kepada umat-Nya. Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa dirinya adalah orang percaya tetapi dia tidak memiliki kasih berarti dia adalah penipu dan pembohong. Seorang yang tidak memiliki kasih tidak memiliki Tuhan dalam dirinya. Hal itu merupakan tanda dan kunci berkat bagi orang percaya.
Allah akan mengasihi kita dan memberkati kita jika kita mau dengan sungguh-sungguh mengasihi Dia dengan segenap hati, segenap jiwa, dan dengan segenap kekuatan kita.

Demikianlah firman Tuhan: “Jika kamu dengan sungguh-sungguh mendengarkan perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, sehingga kamu mengasihi TUHAN, Allahmu, dan beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu, dan Dia akan memberi rumput di padangmu untuk hewanmu, sehingga engkau dapat makan dan menjadi kenyang” (Ulangan 11:13-15).

Pada saat kehadirannya di dunia, Yesus pun memerintahkan hal yang sama kepada murid-murid-Nya, dan juga kepada kita. Hal ini dikatakan-Nya ketika seorang Farisi menanyakkan kepada-Nya mengenai hukum yang terutama dalam hukum taurat. “Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Matius 22:37).

Dan Yesus pun melanjutkan denan hukum yang kedua: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Matius 22:39). Sebagai orang percaya, kita harus taat kepada Allah. Melakukan seluruh perintah-Nya sebagai wujud nyata kita mengasihi Dia. Dan bila kita mengasihi Allah, kita juga harus mengasihi sesama kita.

Hal ini jauh lebih baik dari pada semua kurban bakaran dank urban sembelihan. “Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan denan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesame manusia seperti diri sendiri adalah lebih utama dari pada semua kurban bakaran dank urban sembelihan” (Markus 12:33).  

BACAAN TERKAIT