PERSIAPKAN DIRI ANDA UNTUK BERDOA
Sebagai
anak Tuhan, atau anggota Kerajaan Allah, atau sebagai prajurid doa dalam
Kerajaan Allah harus selalu siap sedia melaksanakan tugasnya, yakni berdoa.
Dalam hal ini berdoa dapat diartikan sebagai respon terhadap Allah atas suatu
keadaan atau suatu kejadian yang membutuhkan nasihat dan pertolongan Tuhan
untuk mengatasi dan menyelesaikannya.
Setiap
anak Tuhan sesungguhnya tidak akan melakukan sesuatu tanpa memperoleh petunjuk
dari Allah yang memimpinnya. Hal ini harus dilakukan karena kita sebagai
anak-anak Tuhan harus bertindak sesuai kehendak Tuhan.
Tuhan
menghendaki agar kita sungguh-sungguh mem-persiapkan diri untuk menghadapi
peperangan rohani yang kita hadapi setiap hari.
Seorang
prajurid doa tidak boleh mempersiapkan diri hanya dalam teori semata. Kita
harus dengan sungguh-sungguh melakukannya dengan disiplin layaknya prajurid TNI
yang bertugas dan siap siaga menghadapi peperangan setiap waktu diperlukan.
Tuhan menghendaki agar kita selalu dalam kondisi siap dan prima.
Oleh
karena itu, kita harus berlatih dan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Doa kita
akan lebih berkuasa bila sikap dan kondisi kita berkenan di hadapan Tuhan.
Sikap dan kondisi kita harus dalam keadaan prima, baik secara jasmani, jiwani,
dan rohani. Untuk mempersiapkan diri kita secara utuh, maka kita perlu
melakukan hal-hal sebagai berikut.
Sediakan
Waktu Bersama Tuhan
Salah satu
hal yang perlu kita lakukan dalam persiapan diri untuk berdoa adalah
menyediakan waktu bersama Tuhan. Persekutuan atau persahabatan yang benar
menuntut kedua pihak saling berbicara dan mendengarkan.
Keduanya
membagikan hati secara mendalam satu kepada yang lain. Jika kita berkata bahwa
kita anak Tuhan, orang percaya, atau sahabat Tuhan tetapi kita mengabaikan Dia
berarti kita telah menipu diri kita sendiri.
Seorang
sahabat Tuhan haruslah menyediakan waktu untuk berbicara kepada Tuhan dan
mendengarkan Dia. Pada saat kita berbicara kepada Tuhan berarti kita sedang
berdoa. Dan pada saat kita mendengarkan Tuhan berarti kita sedang semedi, atau
berdiam diri dan mendengarkan dengan saksama.
Persekutuan
kita dengan Tuhan lebih dari sekedar ritual. Berdoa bukan berarti hanya
mencurahkan isi hati kita kepada Tuhan, lalu selesai dan pergi. Hal itu hanya
dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengenal Tuhan dengan benar.
Kebersamaan
kita dengan Tuhan haruslah didasari dengan kasih agape. Kita didorong oleh
adanya rasa rindu untuk meluangkan waktu berama dengan Dia.
Hubungan
seperti ini telah dilakukan Yesus semasa hidup-Nya di dunia. Dia selalu
berkomuniksi denan Bapa-Nya. Dia mengatakan dan melakukan sesuatu kepada
manusia apa saja yang Ia dengar dari Allah Bapa di surga.
Doa yang
penuh kuasa yang dipanjatkan oleh orang percaya sangat ditentukan oleh hubungan
persahabatan kita dengan Allah.
Allah
sungguh mengasihi kita sebagai anak-anak-Nya. Dia memelihara kita dan
menyediakan segala kebutuhan kita setiap hari. Adalah suatu pemikiran yang
keliru jika ada orang yang mengatakan bahwa Allah tidak memperhatikannya.
Justru
manusialah yang tidak memperhatikan Allah. Kitalah yang meninggalkan Dia
sehingga semakin terasa jauh dari-Nya. Kita harus menyadari bahwa Allah telah
memberikan Roh-Nya kepada kita agar kita dapat mengenal-Nya di dalam Yesus
Kristus.
Allah
senantiasa menginginkan kita untuk datang kepada-Nya meminta segala kebutuhan
kita setiap hari di dalam doa. Allah ingin agar kita mau menyediakan waktu
menikmati kebersamaan di dalam doa.
Kebersamaan
kita dengan Tuhan di dalam doa menentukan keberadaan hidup dan kehidupan kita.
ketika kita menjauh dari Tuhan, kita dikuasai oleh pikiran, emosi, dan perasaan
kita sendiri. Kita akan menjadi duniawi dan mudah diperdaya oleh musuh.
Dalam
keadaan ini kita akan dipenuhi dengan ketakutan, kebencian, hawa nafsu,
keraguan, dan kekhawatiran. Ketika kita bersama Tuhan dalam doa keadaan kita
yang duniawi tadi akan berubah menjadi suka cita, damai sejahtera, iman, dan
kasih.
Dalam
keadaan seperti inilah kita akan diberkati. “dan bergembiralah karena TUHAN;
maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu” (Mazmur 37:4).
Menyenangkan
Hati Tuhan
Banyak hal
yang bisa dilakukan manusia untuk menyenangkan hati Tuhan. Manusia yang hidup
di zaman perjanjian lama menyenangkan hati Tuhan dengan memberikan
persembahan-persembahan, seperti persembahan bakaran, persembahan ukupan, dan
sebagainya.
Namun
alkitab mengatakan bahwa persembahan bakaran tidaklah berkenan di hadapan
Tuhan. “Mereka tidak akan mempesembahkan korban curahan anggur kepada TUHAN dan
korban-korban sembelihan mereka tidak akan menyenangkan hati-Nya. …” (Hosea
9:4). Ada beberapa hal yang menyenangkan hati Tuhan yang perlu kita lakukan
dalam hidup kita.
Hal
pertama yang perlu kita lakukan untuk menyenangkan hati Tuhan adalah dengan taat
kepada-Nya, dan melakukan perintah-perintah dan hukum-hukum-Nya. Hal ini tidak
hanya dalam perkataan, tetapi sungguh-sungguh diterapkan dalam setiap segi
kehidupan kita.
Bagaimana
kita bisa hidup taat kepada Tuhan dan melakukan perintah-perintah dan hukum-hukum-Nya?
Kita hanya dapat taat dan melakukan perintah-perintah dan hukum Tuhan cara
hidup di dalam Dia.
Hidup di
dalam Tuhan berarti firman-Nya ada di dalam kita. Artinya bahwa kita harus
memahami firman Tuhan dan melakukannya dalam seluruh sendi kehidupan kita. Allah
menghendaki kita diciptakan dan diempatkan di bumi ini agar kita makin teguh
dalam firman-Nya.
Kita akan
semakin teguh dalam firman-Nya jika kita membaca dan memahami, serta
merenungkannya setiap hari. Jika kita tidak membaca dan memahami firman Tuhan,
maka kita akan semakin kedur dan akhirnya menjauh dari firman Tuhan. Bila kita
tidak memahmi firman Tuhan, lama-lama kita akan semakin redup dan akhirnya
menjauh dari Tuhan.
Ketika
kita menjauh dari firman Tuhan, akhirnya kita pun akan menjauh dari Tuhan
sendiri. Dan akhirnya kita akan hanyut semakin jauh dari Tuhan lalu fokus pada
diri sendiri yang merupakan tabiat manusia daging.
Sifat
manusia daging kita adalah mementingkan diri sendiri. Tuhan tidak menghendaki kita
untuk hidup yang demikian. Tuhan mengingatkan kita agar kita memperhatikan dan
fokus pada firman-Nya, bukan pada dunia atau diri sendiri. “Karena itu harus
lebih teliti kita memperhatikan apa apa yang telah kita dengar, supaya kita
jangan hanyut dibawa arus” (Ibrani 2:1).
Dengan
mempelajari dan memahmi firman Tuhan maka kita akan percaya sepenuhnya bahwa
firman Tuhan itu adalah hidup. Pengertian mengenai hal ini akan lebih jelas
lagi bagi setiap orang yang telah dilahirkan kembali secara rohani.
Roh Kudus
akan membukakan mata rohani kita dan membuat kita semakin mengerti maksud
firman Tuhan. Ketika kita hidup di dalam firman Tuhan, dan mengizinkannya
bekerja di dalam hidup kita maka ia akan memberikan kepada kita pemahaman yang
lebih besar lagi dan akhirnya menguasai seluruh kehidupan kita.
Kita harus
percaya bahwa alkitab diilhamkan oleh Roh Kudus. Ketika anda membacanya dengan
iman, Roh Kudus akan menghidupkannya dalam hati, dan jiwa kita.
Hal kedua
yang perlu kita lakukan untuk menyenangkan hati Tuhan adalah dengan mengasihi
Dia dengan segenap hati, segenap jiwa, dan dengan segenap akal budi kita.
Mengasihi
Tuhan adalah sebuah perintah Allah kepada manusia. “Kasihilah TUHAN, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu”
(Ulangan 4:29).
Hal ini
merupakan salah satu kunci berkat Allah yang dicurahkan kepada umat-Nya. Jika
ada seseorang yang mengatakan bahwa dirinya adalah orang percaya tetapi dia
tidak memiliki kasih berarti dia adalah penipu dan pembohong. Seorang yang
tidak memiliki kasih tidak memiliki Tuhan dalam dirinya. Hal itu merupakan
tanda dan kunci berkat bagi orang percaya.
Allah akan
mengasihi kita dan memberkati kita jika kita mau dengan sungguh-sungguh
mengasihi Dia dengan segenap hati, segenap jiwa, dan dengan segenap kekuatan
kita.
Demikianlah
firman Tuhan: “Jika kamu dengan sungguh-sungguh mendengarkan perintah yang
kusampaikan kepadamu pada hari ini, sehingga kamu mengasihi TUHAN, Allahmu, dan
beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,
maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan
akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu, dan
Dia akan memberi rumput di padangmu untuk hewanmu, sehingga engkau dapat makan
dan menjadi kenyang” (Ulangan 11:13-15).
Pada saat
kehadirannya di dunia, Yesus pun memerintahkan hal yang sama kepada
murid-murid-Nya, dan juga kepada kita. Hal ini dikatakan-Nya ketika seorang
Farisi menanyakkan kepada-Nya mengenai hukum yang terutama dalam hukum taurat.
“Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Matius 22:37).
Dan Yesus
pun melanjutkan denan hukum yang kedua: “Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri” (Matius 22:39). Sebagai orang percaya, kita harus taat kepada
Allah. Melakukan seluruh perintah-Nya sebagai wujud nyata kita mengasihi Dia.
Dan bila kita mengasihi Allah, kita juga harus mengasihi sesama kita.
Hal ini
jauh lebih baik dari pada semua kurban bakaran dank urban sembelihan. “Memang
mengasihi Dia dengan segenap hati dan denan segenap pengertian dan dengan
segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesame manusia seperti diri sendiri adalah
lebih utama dari pada semua kurban bakaran dank urban sembelihan” (Markus
12:33).